Menyusuri pantai utara Jawa, kita dapat menemukan berbagai warisan budaya. Batik, yang jadi warisan dunia pula versi UNESCO memiliki akar kuat di pantura; Pekalongan, kota di pesisir utara Jawa salah satunya. Menamakan diri kota batik, Pekalongan memang sudah sejak dulu dikenal sebagai salah satu sentra penghasil batik, disamping Jogja dan Solo tentunya.
Tidak punya cukup waktu berkeliling di pusat grosir batik atau perkampungan sentra pembuatan batik, saya mencoba mengunjungi Museum Batik Pekalongan. Mentari yang membakar khas pesisir sudah mulai bergeser ke barat. Jam buka museum hampir habis, tapi sayang rasanya jika tidak berkeliling. Saya membayar tiket masuk museum Rp 5000,- di pintu masuk.
Pengunjung museum yang terletak di jalan Jatayu ini menempati gedung peninggalan kolonial. Dahulu, gedung dipakai sebagai kantor walikota, dan kantor pabrik gula. Bangunan berlanggam art deco ini disulap menjadi museum dengan tiga ruang pamer.
Museum Batik Pekalongan | photo (c) @aliepodja |
Saya didampingi pemandu museum berparas ayu memasuki ketiga ruang pamer. Kain-kain batik khas pesisir Jawa di pamerkan di ruangan utama. Dari motif batik Cirebon, Pekalongan, hingga Lasem (Rembang) dapat dijumpai disini. Canting, dan bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya turut pula dipamerkan.