Jumat, 11 November 2011

Mantra-Mantra Jawa di New York (Sebuah Catatan Perjalanan)


Akhirnya mimpi itu terwujud juga. Prosesnya sangat berbelit, tidak gampang menghadirkan Jogja Hip Hop Foundation (JHF) ke New York.

Pertama, banyak masalah teknis sehingga pementasan ekslusif JHF di New York ini harus mundur hingga tiga kali sejak Desember 2010, kemudian Januari 2011, dan akhirnya terlaksana Mei 2011.

Kedua, bagaimana memberikan konteks yang tepat pementasan ekslusif ini kepada publik di New York, mengingat JHF menggunakan lirik dan musik hip hop yang berpijak pada akar tradisi Jawa. Namun dengan komitmen yang tinggi dari Asia Society, sebuah institusi prestisius pertukaran seni dan budaya antara Asia – USA, akhirnya berhasil menghadirkan JHF di New York, sebuah group hip hop Indonesia pertama yang konser secara ekslusif di kota kelahiran musik hip hop.



New York bukanlah kota yang mudah untuk ditaklukkan. Namun New York juga kota yang sangat multikultur, dimana orang dari seluruh dunia ada di sana, dengan demikian New York bisa menerima dan menghargai perbedaan. Rachel Cooper, sebagai direktur program seni pertunjukkan Asia Society, mengkonfirmasikan kepada saya seusai pentas;

“Awalnya saya sempat khawatir dengan publik Amerika yang skeptis terhadap program ini, Java Hip Hop? So what? Tapi setelah pertunjukan merasa lega, karena JHF sangat pandai mengikis perbedaan dengan komunikasi yang dibangun diatas panggung”.

Mendengar hal itu, saya kemudian melihat diri kami sendiri. Bagi kami, JHF adalah realitas, bukan sekedar produk yang diciptakan, kami selalu menikmati musik dan panggung dengan gairah yang penuh dan jujur. Kami selalu percaya, bahwa kejujuran akan membawa penonton masuk ke dalam jiwa pertunjukkan dan mengikis segala perbedaan, termasuk bahasa. Seluruh penonton di auditorium itu menangkap energi yang kami berikan, hingga meninggalkan kursi dan berdiri untuk bergoyang mengikuti hentakan musik hip hop dalam bingkai mantra-mantra Jawa.

Seni selalu bisa menjebatani perbedaan, membangun kesepahaman, memanggil jiwa manusia untuk saling berbincang dalam bahasanya sendiri.

Seperti halnya seniman tradisional yang agraris, kepada musik, kepada panggung, kami selalu percaya. Bukan kepada yang lain.

Seminggu di New York, adalah bingkai waktu yang spesial bagi kami, ini adalah kota dimana rap musik dan kultur hip hop lahir. Orang menyebutnya perjalanan ke New York adalah naik haji ala hip hop.

Seluruh crew JHF sangat senang bisa menghadiri block party di distrik Bronx, dimana rap musik lahir di sana, berfoto bersama legenda, dan menikmati attitude yang kasar khas distrik tersebut.

Selain itu kami juga menyempatkan diri membuat klip dengan mengambil lokasi di Time Square NYC, bernyanyi di tengah kerumunan dan mengundang perhatian publik. Kami benar-benar menguasai ruang publik itu. Sebuah komentar twitter saya pinjam untuk menggambarkan situasi ini;

“a Java Hip Hop Crew with Batik shirt, oversized pant, with no lots of jet leg, hit Time Square NYC”.

Pada dua hari terakhir, teman-teman berbelanja seperti orang gila. Membeli aneka cindera mata untuk orang-orang tersayang. Seolah tidak ada hari esok, seolah kami tidak akan bisa kembali lagi ke New York.

Namun oleh-oleh yang paling menggembirakan adalah proposal dari Center Stage US, sebuah program yang menawarkan proposal tour 10 kota untuk JHF tahun 2012.

Sepulang dari New York, kami merencanakan sebuah konser di tengah kampung dengan sound system seadanya, dari sana kami berasal.

Kill the DJ

sumber :hih hop diningrat

lagu lagunya gan


1 komentar:

JAHANAM